Penerapan Teknik Momentum Investing dalam Trading Saham

Suradi Suroto

Teknik Momentum Investing – Teknik Momentum Investing adalah strategi investasi saham yang didasarkan pada prinsip bahwa saham yang telah mengalami kenaikan harga selama periode waktu tertentu akan terus mengalami kenaikan harga di masa depan. Teknik ini melibatkan membeli saham yang telah mengalami kenaikan harga yang signifikan dalam periode waktu tertentu, dan menjualnya ketika tren naik tersebut berakhir atau harga mulai turun.

Dalam momentum investing, investor mencari saham yang memiliki momentum yang kuat dan menunjukkan potensi untuk terus naik dalam jangka waktu yang relatif singkat. Untuk menentukan saham mana yang memiliki momentum yang kuat, investor dapat menggunakan berbagai indikator teknis, seperti moving average, RSI, dan MACD.

Cara menggunakan Teknik Momentum Investing

Penerapan teknik momentum investing dapat memberikan hasil yang menguntungkan bagi investor jika dilakukan dengan tepat. Berikut ini adalah cara penerapan teknik momentum investing di saham yang paling ideal:

1. Memilih saham dengan performa terbaik pada masa lalu

Cara pertama dalam penerapan teknik momentum investing adalah dengan memilih saham yang memiliki performa terbaik pada masa lalu. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat kinerja saham selama 6 bulan hingga 1 tahun terakhir. Pilih saham yang harganya naik secara konsisten dan memiliki volume transaksi yang cukup tinggi. Dengan memilih saham yang memiliki performa terbaik, maka peluang untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi juga akan semakin besar.

Baca Juga:  Apa Itu Short Selling dalam Trading Saham dan Strateginya

2. Hindari saham dengan performa buruk pada masa lalu

Selain memilih saham yang memiliki performa terbaik pada masa lalu, cara kedua dalam penerapan teknik momentum investing adalah dengan menghindari saham yang memiliki performa buruk pada masa lalu. Hindari saham yang harganya turun secara konsisten dan memiliki volume transaksi yang rendah. Saat menghindari saham yang memiliki performa buruk, perlu diperhatikan juga bahwa investor tidak hanya berfokus pada performa saham pada periode pendek, melainkan juga memperhatikan performa saham dalam jangka waktu yang lebih panjang.

3. Perhatikan faktor fundamental

Meskipun teknik momentum investing berfokus pada performa saham pada masa lalu, namun faktor fundamental juga perlu diperhatikan. Faktor fundamental seperti kondisi ekonomi, kondisi industri, kinerja perusahaan, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi performa saham di masa depan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis fundamental sebelum memilih saham yang akan dibeli.

4. Gunakan stop loss

Penerapan teknik momentum investing juga perlu dilakukan dengan menggunakan stop loss. Stop loss adalah batasan harga turun maksimum dari saham yang dibeli sebelum investor melakukan cut loss. Dengan menggunakan stop loss, investor dapat membatasi risiko kerugian jika harga saham turun di bawah batasan yang telah ditentukan.

5. Diversifikasi portofolio

Terakhir, cara penerapan teknik momentum investing yang paling ideal adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio. Diversifikasi portofolio dapat dilakukan dengan membeli beberapa saham yang memiliki performa terbaik dan membagi investasi dalam beberapa sektor industri yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kerugian dan memaksimalkan keuntungan.

Keuntungan Teknik Momentum Investing

Teknik Momentum Investing adalah strategi investasi saham yang berfokus pada membeli saham yang memiliki performa terbaik pada masa lalu dan menghindari saham dengan performa buruk. Tujuannya adalah untuk mencari keuntungan dari tren harga saham yang sedang berlangsung dan meminimalkan risiko kerugian. Beberapa keuntungan dari penerapan teknik Momentum Investing di saham.

Baca Juga:  Apa Itu Saham ARA? Ini Dia Cara Beli Saham ARA

1. Menawarkan Potensi Keuntungan yang Tinggi

Salah satu keuntungan utama dari teknik Momentum Investing adalah menawarkan potensi keuntungan yang tinggi. Dalam beberapa kasus, saham yang memiliki performa terbaik pada masa lalu dapat terus mengalami kenaikan harga dalam jangka waktu tertentu. Dengan membeli saham ini, investor memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada saham dengan performa yang lebih rendah.

2. Membantu dalam Menentukan Entry dan Exit Point yang Tepat

Teknik Momentum Investing dapat membantu investor menentukan entry dan exit point yang tepat. Dalam Momentum Investing, investor membeli saham ketika harga saham sedang naik dan menjual saham ketika harga saham turun. Dengan melakukan ini, investor dapat meminimalkan risiko kerugian dan memaksimalkan keuntungan.

3. Meminimalkan Resiko Kerugian

Teknik Momentum Investing dapat membantu meminimalkan risiko kerugian. Investor tidak akan membeli saham yang performanya buruk dan memiliki potensi kerugian yang tinggi. Sebaliknya, investor hanya membeli saham yang memiliki performa terbaik dan menghindari saham dengan performa buruk. Dengan demikian, risiko kerugian dapat diminimalkan karena investor hanya mengambil posisi pada saham yang memiliki potensi keuntungan yang tinggi.

4. Dapat Digunakan pada Berbagai Jenis Saham

Teknik Momentum Investing dapat digunakan pada berbagai jenis saham. Investor dapat menggunakan teknik ini pada saham-saham blue chip, saham-saham kecil, maupun saham-saham emerging market. Dengan demikian, teknik ini dapat digunakan oleh investor dengan berbagai macam profil risiko dan kepentingan investasi.

5. Menghasilkan Keuntungan dalam Jangka Pendek

Teknik Momentum Investing dapat menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek. Dalam Momentum Investing, investor membeli saham ketika harga saham sedang naik dan menjual saham ketika harga saham turun. Dengan demikian, investor dapat menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek dengan menjual saham ketika harga saham sudah mencapai target keuntungan yang diinginkan.

Baca Juga:  Cara Menabung Saham, Mudah dan Cocok Untuk Investor Pemula!

Resiko penerapan Teknik Momentum Investing

Meskipun teknik Momentum Investing dapat memberikan keuntungan bagi investor, namun teknik ini juga memiliki resiko yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakannya. Berikut adalah beberapa resiko dari penerapan Teknik Momentum Investing di saham.

1. Resiko Harga Saham yang Overvalued

Teknik Momentum Investing cenderung membeli saham yang sudah memiliki kenaikan harga yang signifikan pada masa lalu. Hal ini bisa mengakibatkan harga saham menjadi overvalued atau tidak sebanding dengan fundamental perusahaan. Saat kondisi ini terjadi, harga saham bisa turun secara tiba-tiba ketika terjadi koreksi pasar. Jika investor tidak mengambil tindakan yang tepat, resiko kerugian bisa meningkat.

2. Resiko Perubahan Tren Pasar

Teknik Momentum Investing berfokus pada membeli saham yang memiliki performa terbaik pada masa lalu dan menghindari saham dengan performa buruk. Namun, tren pasar bisa berubah sewaktu-waktu dan kinerja saham yang baik di masa lalu tidak selalu mencerminkan kinerja saham di masa depan. Jika tren pasar berubah, investor yang menggunakan teknik ini bisa mengalami kerugian karena tidak bisa mengikuti perubahan tren pasar.

3. Resiko Ketidaktahuan Informasi Fundamental

Teknik Momentum Investing cenderung mengabaikan informasi fundamental perusahaan, seperti laba bersih, pendapatan, atau prospek bisnis. Sebagai akibatnya, investor mungkin tidak mengetahui kondisi fundamental perusahaan dan berpotensi membeli saham dengan nilai fundamental yang buruk. Jika informasi ini menjadi relevan dan perusahaan mengalami kesulitan, harga saham bisa jatuh secara signifikan dan investor mengalami kerugian.

4. Resiko Volatilitas Pasar

Teknik Momentum Investing cenderung berfokus pada pergerakan harga saham yang cepat dan mendadak. Hal ini bisa mengakibatkan resiko volatilitas pasar yang tinggi dan meningkatkan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga yang besar dalam waktu yang singkat. Jika investor tidak siap menghadapi volatilitas pasar yang tinggi, mereka bisa mengalami kerugian.

5. Resiko Keterbatasan Likuiditas

Teknik Momentum Investing seringkali memilih saham yang memiliki likuiditas yang tinggi dan mudah diperdagangkan. Namun, pada situasi tertentu, ada saham yang tidak memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar. Jika investor tidak bisa menjual saham pada saat yang tepat karena keterbatasan likuiditas, mereka bisa mengalami kerugian.

Also Read

Bagikan:

Suradi Suroto

Menyukai keilmuan di bidang marketing, keuangan dan teknologi. Hobby bermain game dan olahraga bola volly. Menjadi penulis di beberapa website keuangan dan tekno.

Leave a Comment