Perlu anda ketahui suku bunga The Fed merupakan salah satu tolak ukur untuk suku bunga lain yang berada dalam perekonomian Amerika serta global termasuk dengan Indonesia. Lantas bagaimanakah pengaruh suku bunga tersebut terhadap investasi yang berada di Indonesia?
Pada umumnya Federal Reserve yang lebih dikenal dengan The Fed yakni Bank Sentral Amerika Serikat. Mereka bertanggung jawab dalam menerapkan suatu kebijakan moneter yang berada pada negara tersebut. Adapun salah satu alat yang dipergunakan oleh The Fed dalam mencapai tujuan dari kebijakannya tentu saja suku bunga.
Pengertian Suku Bunga The Fed
Mungkin masih banyak yang belum paham mengenai suku bunga tersebut. Sebetulnya suku bunga The Fed merupakan tolak ukur paling utama untuk suku bunga lainnya yang hadir dalam perekonomian. Saat kenaikan suku bunga itu terjadi maka semakin mahal pula bagi bank untuk bisa meminjamkan uangnya.
Hal ini menjadikan suku bunga pinjaman serta produk kreditnya lebih tinggi untuk para konsumen. Wajar saja jika konsumen mengurungkan niat mereka meminjam sejumlah uang.
Sebaliknya saat The Fed berusaha menurunkan suku bunga. Maka lebih murah bagi banknya untuk meminjam uang. Rendahnya tingkatan bunga pinjaman yang dibayarkan bisa mengarahkan masyarakat meminjam uang sesuai kebutuhan. Semisal saja untuk keperluan dana usaha.
Apabila The Fed mampu percaya jika ekonomi tidak mampu tumbuh dengan cepat bahkan ada pula resiko deflasi. Maka keputusan pun lebih mengarah terhadap penurunan suku bunga. Hal ini mampu merangsang adanya pertumbuhan ekonomi sekaligus mampu mencegah terjadinya deflasi.
Dampak Dari Kenaikan Suku Bunga The Fed
Tentu saja adanya kenaikan suku bunga ini terbilang lebih agresif dibandingkan sebelumnya. Sebagai Bank Sentral yang berada di Indonesia, tentu saja BI perlu melakukan beragam intervensi agar stabilitas rupiah tetap terjaga.
Berikut ini penjelasan mengenai dampak dari kenaikan suku bunga The Fed yang harus anda pahami. Supaya lebih jelas sebaiknya simak ulasannya:
· Nilai tukar rupiah semakin melemah
Siapa sangka kenaikan dari suku bunga ini menjadikan nilai tukar rupiah semakin melemah. Padahal sebelumnya menurut kabar yang ada nilai tukar rupiah sudah melemah 0.06% ataupun Rp 15.440/US$ tepatnya mulai tanggal 3 Maret 2023.
Apabila terjadi kenaikan terhadap suku bunga tersebut maka potensi terhadap nilai tukar rupiah akan terus melemah. Bahkan dampaknya pun semakin lama semakin besar. Kabarnya lagi nilai tukar rupiah diprediksi melemah sampai angka Rp 15.500/US$.
· Cicilan terasa semakin berat
Tidak hanya berdampak pada perekonomian namun ternyata juga pada keseharian kita. Semisal saja cicilan yang sekarang ini sedang anda jalani menganut sistem floating rate. Ini artinya sewaktu-waktu bunga semakin bertambah jika terjadi kenaikan suku bunga acuan yang berasal dari bank.
Sebagai contoh ketika anda sedang mencicil rumah seharga Rp 240 juta rupiah. Sebelumnya anda telah membayarkan DP senilai RP 50 juta rupiah kemudian memilih melanjutkan KPR dalam kurun waktu 15 tahun senilai Rp 200 juta. Maka bunga awal yang diberikan sebelum terjadi kenaikan suku bunga adalah 5% dengan jumlah cicilan per bulannya senilai Rp 1,5 juta rupiah.
Tetapi di tengah kenaikan suku bunga The Fed ini ternyata juga berpengaruh terhadap suku bunga cicilan. Dimana bunganya mengalami peningkatan sampai 7% sedangkan cicilan per bulan yang harus anda bayarkan juga alami kenaikan menjadi Rp 1,7 juta. Wajar saja jika kini cicilan anda terasa semakin berat.
· Nilai Dolar AS kian menguat
Dolar AS sudah dikabarkan mampu mencapai nilai tertinggi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Hal ini seakan menjadi dampak dari kenaikan suku bunga The Fed yang sering dilakukan bank sentral.
Pastinya kenaikan nilai Dolar AS mampu berikan dampak terhadap perekonomian yang ada di Indonesia dan dunia. Semisal saja kenaikan harga bahan yang bakalan diimpor dari AS. Sebagai negara berkembang dengan adanya nilai ekspor ke AS yang terbilang tinggi. Kini Indonesia semakin beruntung karena harga ekspor mengalami kenaikan.
· Minat investasi semakin menurun
Selain berdampak terhadap nilai tukar rupiah bahkan dolar. Maka kenaikan suku bunga ini juga diprediksi mampu kurangi minat masyarakat untuk berinvestasi. Dengan adanya nilai rupiah yang semakin menurun menjadikan para investor lebih suka menjatuhkan pilihan pada investasi dengan nilai tukar lebih tinggi.
Kenaikan suku bunga pun juga berdampak pada bisnis serta individu saat mengakses kredit serta pembiayaan investasi. Hal inilah menjadi penyebab utama turunnya minat masyarakat untuk berinvestasi.
Sebetulnya bukan hanya adanya kenaikan suku bunga The Fed yang berpengaruh terhadap minat investasi di Indonesia. Namun kondisi dari perekonomian lokal secara menyeluruh juga menjadi penentunya. Inilah mengapa kebijakan moneter yang berasal dari BI yakni hal yang bisa berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Sebelum naik terlalu tinggi harganya, inilah waktu paling tepat untuk berinvestasi.
Itulah tadi sekilas uraian menarik tentang suku bunga The Fed sekaligus dampaknya di Indonesia. Semoga saja anda tidak terkena dampak dari kenaikan suku bunga tersebut.